Thursday, December 1, 2016

Kau dan Ku


Request dari salah satu penghuni Red Room—Oops! Tahan sebentar. Yang dimaksud Red Room di sini bukan Red Room Of Pain punyanya Mr. Grey ya.... Tapi salah satu grup kepenulisan yang aku bikin di whatsapp. Jadi, ada empat grup (aku nyebutnya kamar), Green Room, Red Room, Blue Room, dan Black Room. Masing-masing kamar berisi 12-15 penghuni. Di kamar-kamar itu kami bahas naskah para penghuni untuk dikasih masukan dan kritikan, belajar tentang kepenulisan, dan setiap akhir pekan ada tantangan atau duel para penghuni di masing-masing kamar. Tantangannya tentu tidak jauh-jauh dari menulis.

Nah, salah satu penghuni Red room, Sahrial (dia biasa dipanggil Lae) nanya: "Mak Kepsek, mau nanya dong. Aku baca beberapa novel, kuperhatiin ada beberapa kata 'kau' yang digabung dengan kata yang mengikuti. Itu aturannya gimana, ya? Aku chat langsung karena takut pertanyaannya tenggelam sama OOT di sana :D :D."


So, mari dimulai :D

Di wikipedia, dituliskan: 



Sebelumnya mari kita ketahui dulu, siapa sih 'kau' ini? sama seperti 'ku' yang merupakan bentuk ringkas dari kata 'aku', 'kau' juga merupakan bentuk ringkas dari kata 'engkau'. Bentuk ringkas seperti itu biasanya disebut KLITIK. Sebenarnya bukan hanya 'kau' dan 'ku' yang termasuk dalam klitik, tapi ada 'nya' dan 'mu' juga. Tapi, karena 'mu' dan 'nya' penggunannya jelas jadi tidak terlalu membingungkan.

Meski sama-sama anggota klitik, 'kau' sedikit berbeda dengan 'ku'. Apa perbedaannya?

Well, sebelum lanjut ke perbedaan mereka, aku ingin mengupas sedikit tentang klitik. 
Klitik ada dua jenis: 

1) Proklitik ==> Sebutan untuk klitik yang berada di depan kata kerja (kubaca, kaubaca).
2)Enklitik ==> Sebutan untuk klitik yang berada di belakang sebuah kata (jawabku, kilahnya).

Nah, salah satu yang membedakan klitik 'kau' dengan klitik 'ku' adalah, klitik 'ku' bisa digunakan sebagai proklitik maupun enklitik (bacaku, kubaca). Sedangkan klitik 'kau' hanya bisa digunakan sebagai proklitik (kaubaca, tidak bisa bacakau).

Perbedaan lain: selain sebagai klitik, 'kau' juga merupakan sinonim dari kata kamu, sampeyan, Anda, saudara, dan engkau. Sedangkan 'ku', tidak ada yang menyebutkan 'ku' sebagai sinonim aku, saya, hamba, awak, beta, ana, dan gue, termasuk di KBBI maupun Buku Thesaurus Bahasa Indonesia.

Jadi, penulisan 'kau' yang benar itu disambung atau dipisah dengan kata yang mengikutinya?

Ternyata bisa keduanya. Sebagai klitik, penulisan 'kau' disambung dengan kata yang mengikuti. Sebagai sinonim dari 'kamu', 'engkau', 'Anda', 'sampeyan', dan 'saudara' penulisan 'kau' dipisah dengan kata yang mengikuti.

Contoh: 
1) "Sudah kaubaca bukuku?" ==> kaubaca ==> Benar, penulis memposisikan 'kau' sebagai klitik.

2) "Sudah kau baca bukuku?" ==> kau baca==> Benar, penulis memposisikan kau sebagai sinonim kamu, engkau, sampeyan, Anda.


Mudah-mudahan apa yang aku tulis bisa dimengerti dengan mudah, jika masih ada yang tidak dimengerti bisa tinggalkan pertanyaan di kolom komentar. 


Catatan: 
Tapi catatan tambahan di atas hanya digunakan jika kalian memposisikan kata 'ku' dan 'kau' sebagai klitik. Jika tidak, kembali ke poin sebelumnya.

No comments:

Post a Comment